Selasa, 09 Juni 2009

Masa Kejayan Iptek Di Kalangan Muslim


Ada informasi dikit nie temen2 mengenai kemajuan islam dibidang iptek:
Islam pernah berjaya dibidang iptek sekitar abad VIII sampai dengan abad XIII. Tradisi keilmuan ini dipelopori oleh al-Kindi (filosof penggerak dan pengembang ilmu pengetahuan) yang berprinsip bahwa islam itu dapat memperoleh ilmu pengetahuan dari manapun sumbernya asalkan tidak bertentangan dengan akidah dan syariat islam.. Al-Kindi mengatakan: "Maka bagi kita tidaklah pada tempatnya untuk malu mengakui kebenaran dan mencernakannya, dari sumber manapun ia datang kepada kita. Bagi mereka yang menghargai kebenaran, tak ada sesuatu yang lebih tinggi nilainya selain kebenaran itu sendiri; dan ia tak akan pernah meremehkan ataupun merendahkan martabat mereka yang mencarinya."


Agar lebih yakin, perlu saya sebutkan siapa saja para ilmuawan muslim yang sukses di bidang ini..

Pada abad VIII dan IX, beberapa ilmuwan2 yg sukses antara lain:
-Jabir ibn Hayyan (Bapak Ilmu Kimia, Pendiri Laboratoriun Pertama)
-Al-Khawarizmi (Matematikawan Ulung Pertama)
-Al-Kindi (Filosuf Penggerak dan Pengembang Ilmu Pengetahuan)
-Abu Syuja' (Ahli Aljabar Tertua)
-Ibnu Masawayh ( Dokter Spesialis Diet )
-Al-Farghani (Astronom yang karyanya banyak diterjemahkan)
-Tsabit bin Qurran (Ahli Geometri Terbesar yang membahas Waktu Matahari)
-Al-Battani (Astronom yang melakukan observasisecara gemilang)
-Zakariyya ar-Razi (Dokter penemu penyakit cacar dan darah tinggi)


Kemudian sekitar abad X muncul ilmuwan muslim, seperti:
-Abu Qasim az-Zahrawi (Ahli Bedah Muslim yang reputasinya Melebihi Galen dan Socrates)
-Al-Farabi (Komentator Aristoteles sejak kecil)
-Al-Mas'udi (Sejarawan pengembara)
-Ibnu Aamajur (Astronom pencatat perjalanan bulan)
-Ibnu Rusta (Astronom yang teorinya berlandaskan Al-Qur'an)
-Abu Dulaf (Sang Penyair yang ahli logam)
-Ibnu Juljul (Penulis Biografi dan Ahli Kedokteran)
-Al-Khazin (Ahli Matematika yang memecahkan soal-soal Archimedes)
-Abu Wa'fa (Astronom dan matematikawan yang mengembangkan Trigonometri)
-Al-Khwarazmi (Penulis Ensiklopedi berbagai disiplin ilmu)


Lalu berlanjut lagi sekitar abad XI,XII, dan XIII yang semuanya dipelopori oleh orang2 muslim.. Ini sudah cukup membuktikan bahwa dulu umat islam pernah benar2 mengalami kejayaan..


Tapi setelah abad2 diatas ilmuwan2 muslim semakin langka dan terus meluncur hingga hampir2 tidak muncul ilmuwan muslim kaliber dunia.. Pada abad XIV hanya tercatat empat orang, pada abad XV hanya tiga orang, abad XIX hanya dua orang dan abad XX tercatat Prof. Dr. Abdus Salam (Ahli Fisika pemenang Nobel 1979) dan terakhir dari Indonesia muncul pula ilmuwan kaliber dunia di bidang kedirgantaraan, yaitu Prof. Dr. B.J. Habibie..
Data2 yang telah dikemukakan diatas memperlihatkan bahwa pada saat itu tidak terdapat dikotomi antara ayat2 kauwniyyah dan kitabiyyah (ayat2 yang tertulis dalam kitab suci). Baik ayat2 kauwniyyah dan ayat2 kitabiyyah semuanya bersumber dari Allah SWT, sehingga mereka tidak membedakan derajat ilmu dari masing2 disiplin yang ditekuninya. Mereka menghargai kebenaran dan tak pernah meremehkan martabat mereka yang menggelutinya..


Lalu apa penyebab mundurnya Iptek dikalangan umat Islam?


Sebenarnya banyak sekali faktor yang menyebabkan hal ini terjadi, salah satunya adalah seorang tokoh sejarawan sosial terbesar dan cendekiawan yang cemerlang sepanjang masa yang bernama Ibnu Khaldun yang menulis seratus tujuh puluh tahun setelah perlawatan Michael orang Scotlandia dan Hendrik orang Denmark yang memperoleh pengetahuan dari dunia Islam..
Beliau pernah menulis dalam muqaddimahnya:"Kita mendengar baru-baru ini,bahwa ditanah bangsa Franka dan dipesisir utara Laut Tengah sedang ditumbuhkankan ilmu2 filsafat dengan giat. Kata orang mereka dipelajari lagi disana dan diajarkan pada kelompok2 yang banyak jumlahnya. Penyajian sistematis yang dilakukan disana dikatakan komprehensif, dan banyak orang yang mengetahui ilmu2 itu sedang jumlah pelajarnya banyak sekali.... Allah lebih mengetahui apa yang ada disana, tapi jelas bahwa masalah2 fisika itu tak ada gunanya bagi kita dalam perkara keagamaan. Oleh karenanya kita harus membiarkan mereka."
Atas perkataan Ibnu khaldun ini Prof. Dr. Abdus salam selanjutnya mengatakan:"Ibnu Khaldun tidak memperlihatkan sikap ingin tahu atau sikap menyesal, tetapi justru sikap acuh, yang hampir mendekati permusuhan ."
Dari ungkapan Prof. Dr. Abdus Salam tsb kita tahu bahwa sejak saat itu telah muncul dikotomi antara mempelajari ayat2 kitabiyyah dan ayat2 kauwniyyah dikalangan muslim, dengan cetusan ungkapan dari Ibnu Khaldun diatas.. ungkapannya itu benar2 memberikan pengaruh yang besar bagi masyarakat saat itu apalagi dengan statusnya seorang ilmuwan cemerlang...

Semoga saja kita sebagai generasi islam yang tangguh, bisa menghilangkan anggapan2 seperti yang diberikan oleh Ibnu Khaldun.. Dan mari kita bersama2 mengulang kembali masa kejayaan umat islam di bidang Iptek yang jauh lebih baik dari sebelumnya!!! GOOD LUCK